Chrysanthemum, marissa haque fawzi alumni unika atmajaya jakarta

Chrysanthemum, marissa haque fawzi alumni unika atmajaya jakarta
Chrysanthemum, marissa haque fawzi alumni unika atmajaya jakarta

Marissa Haque Alumni Pasca Sarjana, FKIP Unika Atmajaya, Jakarta

Marissa Haque Alumni Pasca Sarjana, FKIP Unika Atmajaya, Jakarta
Belajar Ilmu Psicho-linguistics Khusus untuk Anak Tunarungu di FKIP Unika Atmajaya, Jakarta, Ikang Fawzi dan Marissa Haque

Buku Kedua Marissa Haque, "Bahasa Kasih", Alumni Pasca Sarjana LTBI Unika Atmajaya

Buku Kedua Marissa Haque, "Bahasa Kasih", Alumni Pasca Sarjana LTBI Unika Atmajaya
Buku Kedua Marissa Haque, "Bahasa Kasih", Alumni Pasca Sarjana LTBI Unika Atmajaya

Karya Buku Marissa Grace Haque Fawzi ke 2, "Bahasa Kasih"

Karya Buku Marissa Grace Haque Fawzi ke 2, "Bahasa Kasih"
Speech Therapist untuk Deaf and Mute Children, Karya Buku Marissa Grace Haque Fawzi ke 2, "Bahasa Kasih"

kampus riset marissa grace haque fawzi

kampus riset marissa grace haque fawzi
kampus riset marissa grace haque fawzi

marissa haque alumni fkip linguistik bahasa inggris unika atmajaya, jakarta

marissa haque alumni fkip linguistik bahasa inggris unika atmajaya, jakarta
marissa haque alumni fkip linguistik bahasa inggris unika atmajaya, jakarta

Ikang Fawzi dan Marissa Haque, UI dan Usakti plus Unika Atmajaya, 2001

Ikang Fawzi dan Marissa Haque, UI dan Usakti plus Unika Atmajaya, 2001
Ikang Fawzi dan Marissa Haque, UI dan Usakti plus Unika Atmajaya, 2001

Rabu, 27 Oktober 2010

Bahas Kasih dalam Keluarga Kami Alhamdulillah Menghasilkan Dua Gadis Cantik Kreatif: Marissa Haque & Ikang Fawzi

"DAMAI YUK": Marsha Chikita Fawzi (MMU/Malaysian Multimedia University)

Film Upin-Ipin
Putri indonesia yang menjadi Animator Film Upin-Ipin namanya Marsha Chikita, Putri Ikang Fawzi , kiki panggilan akrab anak ikang fauzi ini saat memulai Karirnya saat ikut program magang di perusahaan di Las’ Copaque Production (rumah produksi yang membuat film animasi Upin-Ipin). Sejak awal 2010, dia diterima di sana . Bahkan, dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan tersebut. Dia terjun langsung ikut membuat animasi film anak-anak yang banyak digemari di Indonesia itu.


Meski magang, Kiki sudah dibayar RM 500 (ringgit Malaysia) atau Rp 1.400.000 (kurs 1 RM = Rp 2.800) per bulan. Lantaran pekerjaannya dinilai istimewa, Kiki akhirnya diterima sebagai karyawan dengan gaji lebih besar. Namun, mulai September ini, dia harus mengambil cuti untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya.

Di rumah produksi tersebut, Kiki mengaku belajar banyak tentang 3D modeller dan setting and background modeller, tapi akhirnya lebih sreg menjadi animator untuk film Upin-Ipin. Animator itu menganimasi setiap shoot adegan. Misalnya, saat Upin berjalan, kakinya dianimasi agar gerakannya pas. Terus, eye blinking, lipsing, dan sebagainya. “Karena itu, seorang animator suka ngaca sendiri sambil ngomong supaya tahu ekspresinya saat membuat animasi,” paparnya.

Ada 20 animator di rumah produksi itu dan Kiki adalah satu-satunya dari Indonesia. Saat ini, meski sedang cuti, dia mendapat tugas untuk ikut mempersiapkan Upin-Ipin ke layar lebar. Kiki-lah yang memberikan sentuhan Indonesia dalam film dua anak kampung Malaysia itu.

Misalnya, lewat tokoh Shanty, teman Upin dari Jakarta. Agar benar-benar Indonesia, Kiki memberikan banyak polesan pada tokoh Shanty.

“Director dan script writer suka mengajak saya untuk membantu. Misalnya, di Malaysia kan tidak dikenal kupu-kupu, tapi rama-rama. Terus, kata “senang” di sana berarti mudah. Kalau di sini, artinya gembira,” tuturnya.

Pada kesempatan lain, seperti dalam episode Berkelah atau Piknik, Kiki memasukkan unsur-unsur Indonesia untuk menyesuaikan dengan tokoh Shanty yang asli Indonesia. Misalnya, membuat animasi kue bakpia, semprong, dan keripik ceker ayam. “Supaya lebih kaya kulturnya. Dan mereka suka,” ucapnya bangga.
bukan saja sebagai animator upin dan ipin ini saja, ternyata Marsha Chikita Fawzi yang tak lain adalah putri pasangan selebriti Ikang Fawzi dan Marissa Haque penggagas Unyil dan Upin bersalaman di dunia maya sebagai ikon kampanye “Damai Yuk” untuk Indonesia-Malaysia yang di posting di akun twitter dan facebooknya. 

Entri Populer