Chrysanthemum, marissa haque fawzi alumni unika atmajaya jakarta

Chrysanthemum, marissa haque fawzi alumni unika atmajaya jakarta
Chrysanthemum, marissa haque fawzi alumni unika atmajaya jakarta

Marissa Haque Alumni Pasca Sarjana, FKIP Unika Atmajaya, Jakarta

Marissa Haque Alumni Pasca Sarjana, FKIP Unika Atmajaya, Jakarta
Belajar Ilmu Psicho-linguistics Khusus untuk Anak Tunarungu di FKIP Unika Atmajaya, Jakarta, Ikang Fawzi dan Marissa Haque

Buku Kedua Marissa Haque, "Bahasa Kasih", Alumni Pasca Sarjana LTBI Unika Atmajaya

Buku Kedua Marissa Haque, "Bahasa Kasih", Alumni Pasca Sarjana LTBI Unika Atmajaya
Buku Kedua Marissa Haque, "Bahasa Kasih", Alumni Pasca Sarjana LTBI Unika Atmajaya

Karya Buku Marissa Grace Haque Fawzi ke 2, "Bahasa Kasih"

Karya Buku Marissa Grace Haque Fawzi ke 2, "Bahasa Kasih"
Speech Therapist untuk Deaf and Mute Children, Karya Buku Marissa Grace Haque Fawzi ke 2, "Bahasa Kasih"

kampus riset marissa grace haque fawzi

kampus riset marissa grace haque fawzi
kampus riset marissa grace haque fawzi

marissa haque alumni fkip linguistik bahasa inggris unika atmajaya, jakarta

marissa haque alumni fkip linguistik bahasa inggris unika atmajaya, jakarta
marissa haque alumni fkip linguistik bahasa inggris unika atmajaya, jakarta

Ikang Fawzi dan Marissa Haque, UI dan Usakti plus Unika Atmajaya, 2001

Ikang Fawzi dan Marissa Haque, UI dan Usakti plus Unika Atmajaya, 2001
Ikang Fawzi dan Marissa Haque, UI dan Usakti plus Unika Atmajaya, 2001

Selasa, 14 Desember 2010

Menemani Marissa Haque yang MHum dari Unika Atmajaya, Ikang Fawzi MBA dari UGM


Ikang Fawzi (Foto:Arie Yudhistira/Koran SI)
JAKARTA - Ikang Fawzi tengah bergembira. Jerih payahnya kuliah selama 1,5 tahun berbuah manis. Suami Marissa Haque ini meraih gelar MBA dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Saya senang sekali akhirnya bisa dapat gelar. Saya kuliah selama 1,5 tahun. Selesainya bisa cepat karena saya serius sekali," ungkap Ikang yang dihubungi okezone, Selasa (14/12/2010).

Rocker kelahiran 23 Oktober 1959 itu mengambil judul tesis Analisa Strategi Bisnis Properti-tainment di Salah Satu Industri Bisnis Properti (studi pada PT Impian Jaya Ancol). Dia membuat tesis dengan judul demikian dengan alasan tersendiri.

"Saya pikir bisnis ini kan yang penting bisa berkelanjutan. Banyak yang berbisnis, tapi kemudian hilang. Kalau Ancol ini pernah diterpa krisis ekonomi 1998 dan 2008, tapi bisa bertahan karena dia menggunakan properti-tainment. Jadi entertainment itu untuk mempercepat recover industri properti yang sedang lesu," bebernya.

Berkat keseriusan dalam menggarap tesis setebal 300 halaman, ayah dua anak ini mendapat nilai sempurna, A. "Secara ilmiah itu memang bidang saya. Intinya, di situ saya gunakan ilmu yang saya punya. Jadi saya lama di entertain, kemudian ingin saya ilmiahkan," urainya.

Disinggung tentang kegiatan sang istri yang giat menimba ilmu, Ikang memberikan pujian.

"Wah, kalau dia sih gila sekolah. Kalau saya enggak seperti dia yang sekolah terus kayak sudah jadi makanan sehari-hari. Mungkin kalau dia di UGM mengambil dua gelar sekaligus, MBA dan hukum (MA)," katanya.(ang)

Selasa, 07 Desember 2010

Pengalaman Riset Bahasa Kasih, Ide untuk Manajemen Sabar Rumah Tanggaku: Marissa Haque Fawzi

Karya Buku Marissa Grace Haque Fawzi ke 2, "Bahasa Kasih"

Manajemen rumah tangga tenang walau dalam situasi badai sekalipun, saya dapatkan idenya kala meriset thesis S2-ku yang pertaman dari Pasca Sarjana Unika Atmajaya beberapa tahun silam.

Terimakasih banyak Unika Atmajaya...

Senin, 29 November 2010

Ketelanjangan dalam Norma Kehidupan Tidak Layak Jadi Konsumsi Umum: Pelajaran Etika & Norma Serapan dari Unika Atmajaya (dalam Marissa Haque)

Alhamdulillah kami berdua Marissa Haque & Ikang Fawzi setuju dengan berita di:

Republika OnLine » Breaking News »

Nasional Imigrasi Harus Cegah Masuknya Bintang Porno ke Indonesia

Senin, 29 November 2010, 21:54 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA--Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Susatyo, minta pihak imigrasi memperketat aturan mengenai pekerja seni asing terutama bintang film porno yang bermain di Indonesia.

“ Jangan sampai pemain yang datang dengan visa tidak jelas, bahkan wisata bisa masuk ke Indonesia, apalagi bintang porno” ujarnya pada Republika melalui telepon, Senin (29/11).

Ia mengaku aturan ini sebenarnya sudah sangat jelas di Indonesia. “ Kita harus periksa terlebih dahulu kelengkapan surat dan administrasinya. Kalau tidak sesuai ya harus dilarang,” tegasnya.

Kamis, 25 November 2010

Seharusnya Timses Airin Rachmi Diany di Tangsel Belajar Etika di Unika Atmajaya: Marissa Haque fawzi

andre-taulany-stinky
Jumat 19 November 2010

Pemilukada Tangsel Kental dengan Pelanggaran dan Kecurangan

TANGSEL - Koordinator Lembaga Kajian dan Analisa Daerah Terpadu, Ade Yunus, memprediksi kalau pemilihan walikota dan wakil walikota Tangerang Selatan akan berujung seperti yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten. Proses pemilihan akan diulang karena indikasi pelanggaran maupun kecurangan sangat kentara.

"Berbagai pelanggaran tersebut memiliki persamaan dengan pelanggaran yang terjadi dalam Pilkada Pandeglang. Mahkamah Konsitusi menyatakan pilkada di daerah tersebut harus diulang secara keseluruhan," tutur Ade, Kamis (18/11).

Pengamat dari Universitas Muhammadiyah Jakarta itu mengatakan, indikasi pelanggaran maupun kecurangan yang terjadi dalam proses pemilihan di Tangerang Selatan Sabtu lalu dilakukan secara terstruktur, sistemik dan massif. Berdasarkan data yang dihimpun LKADT, berbagai kecurangan tersebut diantaranya berupa penggelembungan suara, pengerahan birokrasi, dan politik uang.

Indikasi penggelembungan suara dilakukan lewat perumusan daftar pemilih tetap. "Surat undangan memilih palsu dibuat agar pemilih palsu hadir di TPS," jelas Ade.

Sedang tim pemenangan pasangan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie, pasangan yang Rabu malam lalu ditetapkan sebagai pemenang, Ade menuding, melibatkan birokrasi dalam program kerjanya. "Tiga hal ini (mark up jumlah suara, pengerahan birokrasi dan politik uang) menjadi kekuatan kubu pasangan Arsyid-Andre Taulany untuk memenangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi," katanya. (ti/isan)

Sumber: http://www.bantenpost.com/berita.php?berita=BU/BNTP/11/10/1316

Senin, 01 November 2010

"AMINAH" Buku Karya Pertamaku: Marissa Haque Fawzi


"Aminah"

Oleh: Marissa Haque Fawzi
 
Diterbitkan oleh PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1999

Aminah adalah seorang gadis kecil berjilbab. Ia hidup didaerah kumuh yang berdebu ditepi pantai Sampur, Jakarta.

Rumah-rumah disana terbuat dari papan dan kardus bekas. Sampah menggunung. Kaleng-kaleng bekas yang sudah berkarat bertebaran disana-sini. Dicelah-celah jendela, jemuran-jemuran bergantungan menunggu kering. Sebagian lagi bergantungan diatas tali-tali yang terbentang.

aminah-kaya-marissa-haque-yg-pertama-1999.jpgAminah tinggal bersama ibunya. Setiap hari setelah selesai sholat Subuh, mereka menerima cucian yang dititipkan oleh keluarga-keluarga kaya dari luar lingkungan mereka. 

Sehabis menjemur semua pakaian tersebut, Aminah pergi bermain-main kepantai didekat rumahnya. Biasanya ia bermain diantara karang-karang diatas pasir. Terkadang beberpa anak kecil lainnya bermain bersamanya. Pada kesempatan lain, ia lebih suka sendirian. Berdiam diri memandang gelombang pasang yang berkejaran menerpa karang. Dibiarkannya desir angin memainkan ujung-ujung jilbabnya.

Malam harinya Aminah berjualan kembang. Aminah mengelompokkan kembang tersebut sesuai warnanya; mulai dari warna merah muda, jingga, putih, dan ungu. Bersama Halimah sahabatnya mereka menjual bunga-bunga tersebut dijalan dekat lampu merah. Disana banyak anak-anak sebayanya bermain-main.

Malam itu tak ada bulan. Bintangpun enggan menampakka dirinya. Langit hitam pekat tertutup awan. Walaupun malam terasa panas, kedua anak itu menggigil kedinginan sampai ketulang sumsum.
Aminah dan Halimah berjalan menjajakan kembangnya. Mereka sampai disebuah jalan yang penuh dengan lampu beraneka warna. Hingar bingar kendaraan bermotor dan orang-orang yang berlalu lalang.

Tercium bau garam laut bercampur bau polusi yang berasal dari knalpot kendaraan-kendaraan bermotor yang bunyinya memekakkan telinga.

Aminah dan Halimah berjalan dianata mobil-mobil. Menawarkan kembang kepada para pengendara. Ketika bunyi klakson nyaring menyentak, Aminah dan Halimah buru-buru menyingkir.

Seorang wanita tertarik membeli lima tangkai kembang. Aminah dan Halimah tidak dapat menatap wajahnya, karena hanya tangannya saja yang terjulur keluar melalui celah jendela mobil. Wanita itu memberikan uang lima ribu rupiah.

Ketika lampu berubah warna menjadi hijau, mereka berdua kembali duduk sambil menatap kendaraan-kendaraan yang melaju kencang. Lampu-lampu jalan yang bersinar sangat terang, membuat bayangan pohon disekitarnya menjadi semakin dalam. Angin laut bertiup sepoi-sepoi. Udara makin dingin. Malam semakin larut.

Tiba-tiba terdengar bunyi tangisan keras yang menimpali bunyi kendaraan yang berlalu lalang. Aminah tahu siapa yang menangis. Segera didatanginya suara itu.

Seorang anak lelaki menggeliat diatas pangkuan ibunya. Sang ibu menepuk-nepuk punggung sang bocah sambil bersenandung lirih sampai sang bocah tertidur.

Aminah melihat kacang rebus jualan si ibu masih menggunung, belum laku. Ah, kasihan sekali. “Apa khabar Aminah? Banyak laku jualanmu?”, sapa ibu penjual kacang rebus itu. Namanya Ibu Rimpi. “Baru sedikit,” jawab Aminah.

“Anakku ini menangis terus sepanjang hari. Tapi kami tak dapat pulang dulu krtumah kalau belum dapat uang. Lihat jualanku hari ini masih sangat banyak tersisa.” Senyum ibu Rimpi terlihat sangat getir sembari menatap wajah-wajah cilik dihadapannya yang manis, jujur, dan polos serta mempunyai kulit yang halus, mata yang bening, dan senyum yang tanpa beban.

Tiba-tiba anak lelakinya menangis lagi. Maka tahulah Aminah dan Halimah bahwa anak lelaki tersebut kelaparan dan kedinginan.

Dengan uang lima ribu rupiah hasil penjualan mereka malam itu, Aminah dan Halimah bergegas membeli makanan dan minuman hangat di sebuah warung dipinggir jalan dekat tempat mereka mangkal. Uang sebanyak itu cukup untuk membeli empat gelas teh manis dan lima potong pisang rebus. “Ah, betapa mahalnya harga makana sekarang ini,” gumam Aminah.

Aminah dan Halimah membawakan makanan dan minuman itu ketempat Ibu Rimpi dan anakknya. Mereka berempat melahapnya dengan nikmat.

Tiba-tiba Aminah merasakan perutnya sakit bukan alang kepalang. “Ya Allah…apa yang terjadi dengan diriku ini?”, gumamnya. Halimah, Ibu Rimpi dan anak lelakinyapun terlihat kesakitan. Mereka semua limbung dan jatuh ketanah.

Tiba-tiba dunia terasa semakin kelam dari malam sesungguhnya. Aminah tak mampu lagi bernafas. Namun ia masih berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dalam lemahnya ia berdoa: “La ilaha Illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzalimiin.” Yang artinya ‘Maha suci Engkau, Maha Mulia Engkau, hamba ini seorang aniaya’ (doa Nabi Yunus ketika diperut ikan Paus). Tidak ada tempat lain untuk berlindung serta memohon pertolongan kecuali kepada-Nya.

Aminah keracunan makanan. Semua terjadi akibat pabrik-pabrik yang tak bertanggung jawab membuang limbah di Teluk Jakarta, dilokasi Aminah didaerah Sampur. Lalat-lalat berterbangan diparit-parit dan jamban-jamban dekat rumahnya. Menghinggapi makanan dan minuman yang dibelinya, meninggalkan racun dan kotorannya disana.

 
Tiba-tiba tercium bau semerbak, wangi sekali. Langit kelam tiba-tiba menjadi terang. “Apa yang terjadi? Dimanakah aku?” Aminah kebingungan. “Apa yang harus aku lakukan?”

Desir ombak terdengar. Semakin lama semakin keras. Kaki-kaki mungil Aminah serasa menginjak air laut ditepi pantai. Anginpun seakan membisikkan sesuatu ditelinganya.


Aminahpun teringat akan kembang yang masih digenggamnya. Dipandanginya sesaat, sampai tiba-tiba terbersit sesuatu didalam pikirannya. Dilemparkannya kembang-kembang itu dilangit.

Langit pekat berganti terang, cahaya putih bersinar, membuat bintang-bintang tampak terang benderang. Aminah melihat orang-orang berhenti bercakap-cakap. Tak ada lagi deru kendaraan yang membisingkan. Wajah orang-orang terlihat bersih dan bersinar, menebar senyum dimana-mana. Betapa tenteram, betapa indah.

Perlahan Aminah berjalan meyusuri tepian pantai, pulang kerumah. Sendirian, terlepas dari kerumunan orang banyak. Mengikuti arah sinar, nun didepan sana. Samar-samar terlihat bayangan ayahnya. Tapi Aminah merasa tak pasti. Ia terus membaca shalawat. Mengayuhkan kaki kecilnya, ia ingin menemui ibunya dirumah.

Aminah terus berjalan dibawah kaki langit yang penuh rahasia. Ditatapnya taburan cahaya yang bersinar. Bintang-bintang nun jauh disana adalah miliknya.

***

Resensi: "AMINAH" (Gadis Kecil di Tepi Pantai)

Pendidikan Moral dan Lingkungan untuk Anak dalam Dua Bahasa, Penerbit Rosda Karya Bandung




Marissa Haque Fawzi, ibu dua remaja puteri dan istri dari Ikang Fawzi (penyanyi rock) merupakan artis berintelektual tinggi. Selain menempuh program S2 ia akan melanjutkan studinya di Inggris. Ia sangat mencintai anak-anak dan dunia pendidikan sebagaimana ia mencintai dunia seni dan sastra. 

Marissa Haque Fawzi sangat profesional dalam berbagai bidang , bintang film dan sinetron, model iklan, pembicara dan moderator pada berbagai seminar dan presenter acar televisi. Buku pertamanya “Aminah” yang imajinatif ini berisi pengetahuan lingkungan, dipersembahkan untuk orang-orang yang dicintainya.
Dari cover “Aminah” yang menarik, pembaca tidak akan mengetahui bahwa pemaparan cerita menggunakan dua bahasa yakni Inggris dan Indonesia. “Aminah” merupakan cerita yang sederhana dan mudah dicerna oleh anak-anak siswa SD dan SMP. Perlu bantuan orang dewasa untuk membacakan teks yang berbahasa Inggris bagi anak yang belum mengerti bahasa Inggris.

Alkisah seorang gadis kecil berjilbab yang hidup di daerah kumuh. Ia harus harus mencari nafkah dengan membantu ibunya mencucikan pakaian orang kaya di pagi hari. Petang hari bersama teman sebayanya ia berjualan kembang di perempatan jalan. Pada suatu petang ia bersama sahabatnya membelikan makanan untuk dinikmati bersama seorang ibu dan anaknya yang menangis karena lapar. Sayang sekali makanan tersebut tercemar, sehingga mereka tak sadarkan diri.
Cerita yang sederhana, indah dan menyentuh kalbu. Walaupun pembaca tidak mengetahui berapa usia Aminah dan apakah is bersekolah atau tidak, tetapi pembaca dapat menyimpulkan bahwa Aminah adalah seorang gadis kecil yang cukup cerdas dan berbudi luhur. Buku ini bermuatan nilai keimanan dan pengetahuan lingkungan.


*Buku cerita “Aminah” merupakan Seri Bakti Pendidikan Artis. Lima cerita lainnya dikarang oleh Soraya Haque Soekarno, Trie Utami dan Andi Alta Amier, Vinny Alvionita dan Monica Oemardi, Gito Rolies, serta Dwiki Darmawan dan Ita Purnamasari. Selain sarat dengan nilai kebajikan buku ini dapat mendorong pembaca untuk berbahasa Indonesia dan Inggris dengan baik dan benar.

Rabu, 27 Oktober 2010

Bahas Kasih dalam Keluarga Kami Alhamdulillah Menghasilkan Dua Gadis Cantik Kreatif: Marissa Haque & Ikang Fawzi

"DAMAI YUK": Marsha Chikita Fawzi (MMU/Malaysian Multimedia University)

Film Upin-Ipin
Putri indonesia yang menjadi Animator Film Upin-Ipin namanya Marsha Chikita, Putri Ikang Fawzi , kiki panggilan akrab anak ikang fauzi ini saat memulai Karirnya saat ikut program magang di perusahaan di Las’ Copaque Production (rumah produksi yang membuat film animasi Upin-Ipin). Sejak awal 2010, dia diterima di sana . Bahkan, dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan tersebut. Dia terjun langsung ikut membuat animasi film anak-anak yang banyak digemari di Indonesia itu.


Meski magang, Kiki sudah dibayar RM 500 (ringgit Malaysia) atau Rp 1.400.000 (kurs 1 RM = Rp 2.800) per bulan. Lantaran pekerjaannya dinilai istimewa, Kiki akhirnya diterima sebagai karyawan dengan gaji lebih besar. Namun, mulai September ini, dia harus mengambil cuti untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya.

Di rumah produksi tersebut, Kiki mengaku belajar banyak tentang 3D modeller dan setting and background modeller, tapi akhirnya lebih sreg menjadi animator untuk film Upin-Ipin. Animator itu menganimasi setiap shoot adegan. Misalnya, saat Upin berjalan, kakinya dianimasi agar gerakannya pas. Terus, eye blinking, lipsing, dan sebagainya. “Karena itu, seorang animator suka ngaca sendiri sambil ngomong supaya tahu ekspresinya saat membuat animasi,” paparnya.

Ada 20 animator di rumah produksi itu dan Kiki adalah satu-satunya dari Indonesia. Saat ini, meski sedang cuti, dia mendapat tugas untuk ikut mempersiapkan Upin-Ipin ke layar lebar. Kiki-lah yang memberikan sentuhan Indonesia dalam film dua anak kampung Malaysia itu.

Misalnya, lewat tokoh Shanty, teman Upin dari Jakarta. Agar benar-benar Indonesia, Kiki memberikan banyak polesan pada tokoh Shanty.

“Director dan script writer suka mengajak saya untuk membantu. Misalnya, di Malaysia kan tidak dikenal kupu-kupu, tapi rama-rama. Terus, kata “senang” di sana berarti mudah. Kalau di sini, artinya gembira,” tuturnya.

Pada kesempatan lain, seperti dalam episode Berkelah atau Piknik, Kiki memasukkan unsur-unsur Indonesia untuk menyesuaikan dengan tokoh Shanty yang asli Indonesia. Misalnya, membuat animasi kue bakpia, semprong, dan keripik ceker ayam. “Supaya lebih kaya kulturnya. Dan mereka suka,” ucapnya bangga.
bukan saja sebagai animator upin dan ipin ini saja, ternyata Marsha Chikita Fawzi yang tak lain adalah putri pasangan selebriti Ikang Fawzi dan Marissa Haque penggagas Unyil dan Upin bersalaman di dunia maya sebagai ikon kampanye “Damai Yuk” untuk Indonesia-Malaysia yang di posting di akun twitter dan facebooknya. 

Sabtu, 16 Oktober 2010

Pendidikan Damai dalam Bahasa Kasih oleh Chikita Fawzi Bungsuku: Marissa Haque

Catatan Chikita Fawzi yang saat balita sering menemani ibunya diruang kuliah FKIP Pasca Sarjana Bahasa Inggris Unversitas Katolik Atmajaya, Jakarta.

Kiki-ku sedang Belajar Tak Langsung Pendidikan Diplomasi & Bahasa Inggris dengan Pendekatan Internasional melalui Gerakan Damai dari Cyberjaya, Malaysia (MMU/Malaysia Multimedia University)

Sumber: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/09/13/PT/mbm.20100913.PT134594.id.html

13 September 2010

Lantaran sedang kuliah di Malaysia, Marsha Chikita Fawzi, 21 tahun, prihatin melihat panasnya hubungan Indonesia-Malaysia. Tak ingin hubungan di antara negeri serumpun ini makin rusak, putri pasangan Ikang Fawzi-Marissa Haque ini menggagas sebuah gerakan damai Indonesia-Malaysia. Bersama teman-temannya yang kuliah di Multi Media University (MMU), dia menggunakan simbol Unyil dan Upin-Ipin sedang bersalaman.

"Kami memilih ikon Unyil dan Upin-Ipin karena mereka dicintai masyarakat dan mewakili budaya masing-masing," katanya. Ide yang berawal dari obrolan santai di meja makan ini diwujudkan dengan membuat poster. Gambar itu kemudian disosialisasikan oleh Chikita dan teman-teman melalui jejaring sosial, Facebook dan Twitter, mulai 31 Agustus lalu.

Reaksi masyarakat ternyata menggembirakan. Banyak teman kuliah dan rekan kerjanya di Les Copaque Production, perusahaan animasi yang memproduksi Upin-Ipin, mengubah gambar profil di akun Facebook dengan poster tersebut. Selain membuat poster dan stiker, Chikita dan teman-teman berencana membuat pin bergambar tokoh boneka dan kartun tersebut.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Gampang Masuk Namun Susah Keluar (Kelulusannya): Marissa Haque Fawzi

Anekdotnya dikatakan bahwa kalau kuliah di Universitas Katolik terhormat seperti Unika Atmajaya Jakarta, maka kita sebagai mahasiswa boleh juga dikatakan gampang masuknya tapi susah keluarnya. mungkin karena disiplin tinggi dan lain sebagainya.

Trimakasih Banyak Unika Atmajaya: Marissa Haque

Trimakasih Banyak Unika Atmajaya: Marissa Haque

Entri Populer